tempat belajar, bermain dan bercengkrama anak-anak bunda yang sholeh dan sholehah
Wednesday, May 24, 2017
Thursday, May 11, 2017
resume buku tentang KELUARGA IDEAL
MEMBUMIKAN HARAPAN
KELUARGA ISLAM IDAMAN
oleh: ABU AL-HAMD RABBI'
oleh: ABU AL-HAMD RABBI'
Resumed by bunda
alif
Keluarga
adalah sistem ilahi. Secara teoretis, sebuah sistem dimulai
dari adanya input yang kemudian mengalami sebuah proses untuk kemudian
menghasilkan output. Input yang dimaksud
adalah dua individu laki-laki dan perempuan yang kemudian berkomitmen untuk
menjalani proses hidup bersama dalam sebuah rumah tangga, inilah komitmen yang
diridhoi Allah SWT. Sementara sarana
lain yang tidak melalui proses tersebut dikategorikan dalam kemaksiatan. Output yang diharapkan dari proses ini adalah
terbentuknya keluarga tangguh yang merupakan wujud keimanan dan mampu
menegakkan syiar-syiar Allah. Diharapkan
dari keluarga-keluarga tangguh inilah nantinya akan terbentuk masyarakat muslim
yang komitmen dengan aturan Allah dalam kehidupannya
BAB KESATU
BAGIAN
PERTAMA
KOMITMEN
TERHADAP PRINSIP SYARIAH DALAM
MEMBANGUN
RUMAH TANGGA
Memilih
Pasangan
Rumah tangga merupakan
salah satu benteng di antara benteng-benteng akidah. Oleh karenanya orang-orang
di dalamnya harus memiliki kualifikasi mampu mengamankan benteng tersebut dari
serangan negatif pihak luar dan mampu membangunnya dari dalam. Sebagaimana Umar
bin Khatab pernah menyampaikan bahwa hak pertama seorang anak adalah
mendapatkan ibu yang baik dan memilihnya sebelum ia dilahirkan.
Menyegerakan
Menikah dan Memudahkannya
Bagi laki-laki yang mampu secara materi dan kejiwaan
dalam memikul beban pernikahan disunnahkan untuk menyegerakan pernikahan,
begitu pula dengan anak perempuan yang sudah siap secara fisik dan psikologis
untuk menunaikan hak-hak suami istri.
Sunnah
dalam Khitbah (Lamaran)
Ada beberapa sunnah rasulullah dalam kaitannya tata
cara khitbah:
1. Untuk
keluarga pihak wanita (melalui teman)
2. Langsung
bicara kepada calon istri (khitbahnya wanita dewasa untuk dirinya sendiri)
3. Ayah
seorang gadis atau kerabat dekatnya menawarkan anak putrinya kepada orang yang
mereka senangi agama dan akhlaknya
4. Seorang
laki-laki melamar seorang perempuan melalui seorang tokoh atau sebaliknya
seorang tokoh melamar untuk teman-teman dekatnya
5. Menawarkan
diri untuk dikhitbah pada masa-masa iddah
6. Penawaran
seorang wanita kepada laki-laki shaleh
Tata
Cara Khitbah
Tujuannya adalah untuk lebih mengenal sosok pihak
lainnya dengan cara:
1. Melihat
langsung sosok calon wanita tanpa sepengetahuan dirinya
2. Setelah
seseorang bertekad untuk mengkhitbah dan pihak keluarga calon wanita sudah
mengetahuinya, maka urusannya kemudian diserahkan kepada pribadi calon wanita.
Sebelum tahap ini
dilakukan, seyogyanya masing-masing pihak mengumpulkan informasi tentang
kepribadian masing-masing sebelumnya, terutama dalam hal takafu’ (kecocokan)
diantara keduanya. Selain sekufu dalam hal agama dan akhlak, perlu juga
diperhatikan kedekatan usia, status sosial dan pendidikan yang insya Allah akan
membantu mewujudkan tafahum dan insijam (keserasian) di antara calon suami dan
istri. Ini merupakan bagian MASHOLIH
MURSALAH (pada situasi tertentu, kadarnya harus disesuaikan dengan tetap
memprioritaskan keutamaan agama dan akhlak untuk meminimalisir perbedaan faktor
usia, status sosial dan pendidikan)
Adab-adab
Khitbah (Melamar)
·
Tidak melamar seseorang yang sedang
dilamar sudaranya
·
Bergaul dengan calon pelamar layaknya
orang asing
·
Pelamar memberi hadiah pada calon yang
dilamar
Mahar,
Akad Nikah dan Penyediaan Rumah
Mahar,
sesuatu yang bisa membuat hati seorang wanita menjadi senang dan ridho dengan
kepemimpinan suami terhadapnya. Tidak ada batasan mahar, sesuai dengan
kesepakatan kedua calon mempelai. Boleh menyegerakan, menunda sebagian atau
seluruhnya sesuai kebiasaan tradisi pihak wanita
Akad
nikah, ada tiga perkara yang jika dilakukan dengan serius
maka ia akan terjadi dan bila dipermainkan juga akan terjadi: nikah, talak, dan
rujuk (HR.Abu Daud)
Hal-hal
yang perlu diperhatikan ketika akad nikah
a. Kebiasaan
wanita dalam memilih suami
b. Izin
wali
c. Kehadiran
wali pada saat akad nikah
d. Syarat-syarat
dalam akad nikah
e. Mengumumkan
resepsi pernikahan
Hukum
berduaan pasca akad nikah
Apabila seorang suami
sudah menyendiri dengan istrinya pasca akad nikah yang sah, maka maharnya sudah
menjadi milik istrinya dan telah berlaku iddah atas istrinya, meski suaminya
belum menggaulinya. Pendapat lain mengatakan bahwa mahar baru menjadi milik
istri apabila suami sudah menggaulinya.
Iddah berlaku meski suami belum menggauli istrinya.
Perabotan
rumah tangga
Tak mengapa jika sudah
disiapkan istri dan keluarganya dengan tujuan untuk kenyamanan suami. Tapi itu
adalah hak milik istri. Ini hanya sebuah tradisi. Sedangkan kewajiban
menyediakan perabotan rumah tangga sebenarnya adalah pada suami.
Walimah
(resepsi Pernikahan)
Sunnah yang sangat ditekankan, meski dalam kondisi
sulit
Waktu
Walimah
Disesuaikan dengan tradisi dan kebiasaan
Sunnah
wasiat pernikahan
·
Wasiat suami kepada istrinya
·
Wasiat ibu kepada anak perempuannya
·
Wasiat orang alim kepada laki-laki yang
hendak menikahkan putrinya
Adab-adab
menggauli istri
Dimulai dengan sholat dan berdoa
Persembahan
untuk kedua pengantin
Disunnahkan memberikan persembahan untuk kedua
pengantin
BAGIAN
KEDUA
PERAN
SUAMI ISTRI DALAM MEMIKUL TANGGUNG JAWAB DI RUMAH
Hak
suami dan istri
Hak wanita sama dengan
hak laki-laki, namun hak wanita dihadapkan dengan hak laki-laki sebagaimana
dalam QS Al Baqoroh-228. Hak keduanya berlaku timbal balik, karena keduanya
sekufu. Hal ini berarti bahwa tugas istri untuk suaminya sebenarnya juga
merupakan tugas suami kepada istrinya. Makna suami memiliki satu tingkat
dibanding istri adalah dalam makna warisan dan jihad, atau dalam kepemimpinan
dan ketaatan
Mengatur
tanggung jawab
Tujuan mengatur tanggung
jawab ini adalah agar kehidupan keluarga menjadi terarah, tugas-tugas tertata
baik dan tercapainya tujuan-tujuan mulia lainnya
·
Tanggung jawab seorang suami
1. Kepemimpinannnya
dalam keluarga, karena dia lebih tau kemashlahatan dan lebih mampu melaksanakan
dengan dukungan kekuatan dan hartanya. Kepemimpinan dalam syuro dan wuddiyah (berdiri
di atas cinta dan kasih sayang)
2. Menafkahi
keluarga, asasnya: waktu suami untuk mencari nafkah lebih luang dibanding
wanita yang mengalami proses kehamilan dan melahirkan.
·
Tanggung jawab istri
Prinsip-prinsip ketaatan:
ü Taat
bukan dalam kemaksiatan
ü Sesuai
kemampuan
ü Disertai
dengan penghormatan dan pemberian respons secara timbal balik
ü Disertai
dengan saling memberikan rasa cinta
ü Disertai
dengan musyawarah
ü Diiringi
saling menasihati, berkorban dan komitmen.
Adapun tanggung jawab
istri adalah:
ü Membesarkan
dan mendidik anak
ü Bekerjasama
dengan suami untuk mengoptimalkan penunaian tanggung jawab membesarkan dan
mendidik anak
ü Menata
tugas-tugas rumah tangga
ü Bantuan
istri dalam tugas-tugas kerumahtanggan suami saat ia berhalangan
ü Pelayanan
istri terhadap suami
Kerja
sama suami istri memaksimalkan tanggung jawab
Urusan
nafkah
Peran istri dalam menggunakan harta suami secara
makruf
Sedekah dari harta suami dengan makruf
Memberi hadiah dari harta suaminya dengan cara makruf
Bantuan istri kepada suaminya yang miskin
Bermusyawarah dengan suami dalam membelajakan hartanya
urusan
rumah tangga
jika istri hanya berkhidmah untuk memenuhi kebutuhan
seks suami, maka harus ada yang menangani urusan rumah tangga. Konsekuensinya
jika perempuan, tidak selamanya bisa memenuhi kebutuhan suami selain itu, jika
laki-laki, tidak mungkin selamanya suami mendampingi istri di rumah atau
meninggalkan istrinya berduaan dengan laki-laki yang bukan mahramnya.
Musyawarah
tentang masalah yang berkenaan dengan keluarga
BAGIAN
KETIGA
KERJASAMA
SUAMI ISTRI DALAM MENUNAIKAN
KEWAJIBANNYA
MASING-MASING
Pengantar
Tabiat orang yang saling
mencintai adalah selalu menginginkan kebaikan terutama kebaikan akhirat, terhadap
orang yang dicintainya, dan juga menolongnya.
1.
Hak memperoleh kelembutan
Sebaik-baik kalian,
sebaik-baik kalian yang paling baik kepada istrinya (HR.Ibnu Majah)
Salam yang selalu Rasul
SAW berikan kepada istrinya setiap pagi, dan menemui semua istrinya setiap
malam.
Bersikap lembut ketika
istrinya sakit.
Asma yang menjaga
kecemburuan suaminya ketika Rasul SAW mau membantunya membawakan makanan hewan
di atas kepalanya. Atau menghalau lalat dari tubuh suaminya ketika suaminya
sakit
Ummu sulaim yang mengabarkan
kematian anaknya kepada suaminya dengan kelembutan
2.
Hak memperoleh kasih sayang
Bersama cinta, ada itsar.
Dengan itsar, suami dan istri bisa memberikan haknya lebih banyak kepada
pasangan melebihi hak yang diberikan untuk dirinya sehingga terhenti pada
pencarian hak-hak untuk dirinya.
3.
Hak melahirkan
Hak melahirkan dan ingin
punya anak merupakan hal yang fitrah pada laki-laki dan perempuan. Ketika
seorang istri menanggung beban besar saat melahirkan, maka suaminya juga
menanggung beban berat selama kehamilan istrinya.
4.
Hak mendapatkan kepercayaan
Perangkat yang harus
dipegang dalam etika husnuzzan antara suami istri: tidak mengungkit masa lalu,
boleh bersumpah palsu untuk mendamaikan perselisihan suami istri.
5.
Hak turut serta dalam suka dan duka dalam
urusan yang umum dan khusus
Kisah ummu salamah yang
menyuruh beliau saw untuk menemui kaumnya tanpa bicara hingga beliau
menyembelih kurban, kisah tentang keinginan beliau SAW untuk menentukan orang
yang akan menggantikan beliau kepada Abu Bakar dan anaknya, dst.
6.
Hak berhias
Berhias adalah hal yang
fitrah bagi manusia. Dianjurkan tanpa menghambur-hamburkan harta dan
menyia-nyiakan waktu dan sesuai dengan tata cara.
7.
Hak memperoleh kenikmatan seksual
Islam mengakui fitrah
dorongan seksual dan orisinalitasnya serta mengingkari paham-paham ekstrimis
yang cenderung menentang atau menganggapnya sebagai hal yang menjijikkan dan
limbah.
8.
Hak tarwih (bersenang-senang)
9.
Hak cemburu
BAB DUA
BAGIAN
SATU
ORANG
TUA MENINGKATKAN PENDIDIKAN ANAK-ANAK
Tujuan instruksional
Orang tua dapat menerangkan sebagian masalah agama
Orang tua dapat memperbaiki interaksi terhadap
fenomena negatif pada masalah akhlak
Orang tua harus memberdayakan potensi dan kemampuan
anak dengan hal-hal bermanfaat
Tidak peduli
Menutup diri
Gelisah
Kebutuhan-kebutuhan pokok manusia
Sistem kebutuhan manusia
Pertumbuhan kepribadian pada setiap fase usia
Kepribadian yang lurus dan matang
Macam-macam kepribadian yang lurus
Jenis-jenis kepribadian pemuda
BAGIAN
KEDUA
INTERAKSI
ORANG TUA DAN ANAK PADA FASE SEBELUM MELAHIRKAN
Pengaruh kebaikan orang tua terhadap anak-anaknya
Pengaruh dimulai dari
Arah pikiran-pikiran ibu
Hal-hal yang dianjurkan di masa kehamilan
BAGIAN
KETIGA
ORANG
TUA MENINGKATKAN INTERAKSI TERHADAP ANAK-ANAKNYA PADA FASE PENYUSUAN
Ketika melahirkan
Perkara-perkara yang harus dilakukan pasca melahirkan
Pembinaan di sela-sela fase penyusuan
Pembinaan terhadap pertumbuhan fisik dan fisiologis
Pembinaan secara motorik
Pembinaan pada fase pertumbuhan bahasa
Pembinaan pada fase pertumbuhan emosi
Pembinaan pada pertumbuhan sosial
Masa penyapihan
BAGIAN
KEEMPAT
HUBUNGAN
ORANG TUA – ANAK PADA FASE BALITA
Urgensi Pendidikan pada Fase Balita
Anak kecil itu adalah amanat bagi kedua orang tua.
Hatinya bersih bagaikan Permata. Tulus dan
jauh dari setiap akhiran dan gambaran. Ia menerima setiap ukiran dan cenderung kepada
setiap apa apa yang ia inginkan. Apabila ia dibiasakan dengan kebaikan, maka ia akan
tumbuh di atasnya, berbahagia di dunia dan akhirat. Untuk kedua orang tua setiap guru dan pendidik nya.
Sebaliknya jika ia dibiasakan dengan
kejahatan akan mengabaikan hal itu layaknya pengabaian binatang maka ia akan
celaka dan binasa. Menganggap enteng
bimbingan terhadap anak adalah batil. Jika sejak awal proses penyapihan dibiasakan dengan
Tauhid Irsyad perintah larangan, maka itu akan membuatnya gembira, memberinya
ancaman, memperbaikinya dan mencegahnya keburukan.
Sisi-sisi pendidikan
1. Bangunan
aqidah
Diriwayatkan oleh Hakim dari Ibnu Abbas radhiallahu anhuma
dari Nabi Shallallahu Alaihi Wa Sallam Bukalah atas anak-anak bayi kalian
pertama kali kalimat Lailahaillallah dan Talqin kan ketika mereka akan
meninggal kalimat La Ilaha Illallah
Penanaman aqidah dimulai
sejak awal perkembangannya dengan menghafal secara baik kemudian maknanya akan
senantiasa teringat. Saat ia dewasa
sedikit demi sedikit permulaannya dengan hafalan kemudian pemahaman, keyakinan,
kepercayaan, dan membenarkannya.
Menurut Imam Ghazali
Caranya bukan dengan memperkuat dan mengokohkan nya agar ia mengetahui debat
dan logika bicara akan tetapi agar ia menyibukkan diri dengan bacaan al-quran
tafsir nya membaca hadits dan maknanya dan menyibukkan diri dengan tugas-tugas
ibadah.
2. Pertumbuhan
fisik dan pertumbuhan fisiologis
3. Pertumbuhan
motorik
4. Pertumbuhan
akal
5. Pertumbuhan
panca indera
6. Pertumbuhan
bahasa
7. Pertumbuhan
emosi
8. Pertumbuhan
sosial
9. Pertumbuhan
biologis
10. Kewajiban
pembagian tugas dakwah
BAGIAN
KELIMA
INTERAKSI
ORANG TUA –ANAK PADA FASE KANAK-KANAK TERAKHIR
Pertama: Kepentingan syari dalam berinteraksi pada fase
ini
Kedua: penerapan pengajaran orang tua kepada anak
1. Pertumbuhan
fisik
2. pertumbuhan
fisiologis
3. Pertumbuhan
motorik
4. Pertumbuhan
panca indera
5. Pertumbuhan
akal
6. Pertumbuhan
emosi
7. Pertumbuhan
sosial
Ketiga: Bangunan akhlak
1. Akhlak
adab
a. Adab-adab
makan
b. Adab
penampilan anak
c. Adab
diam ketika mendengar bacaan Al Quran
2. Akhlak
Kejujuran
3. Akhlak
menjaga rahasia
4. Akhlak
menunaikan amanah
5. Akhlak
berlapang dada dari kedengkian
Keempat: Pendidikan seks
Kewajiban orang tua mendorong anak untuk berinteraksi
sosial dan dakwah
BAGIAN
KEENAM
INTERAKSI
ORANG TUA-ANAK PADA FASE REMAJA
Pengertian Umum Marhalah Murohaqoh (Fase Remaja)
Ciri-ciri Umum Fase Remaja
Fenomena-fenomena Pertumbuhan yang beragam pada fase
remaja
1. Pertumbuhan
fisiologis
2. pertumbuhan
fisik
3. Pertumbuhan
akal
4. Pertumbuhan
emosi
5. Pertumbuhan
sosial
6. Pertumbuhan
seksual
7. Pertumbuhan
akhlak dan perhatian terhadap agamanya
PROBLEMATIKA MENDIDIK ANAK DAN SOLUSINYA
1. Kecanduan
menonton televisi
2. Anak
gadis yang merepotkan
3. Anak
10 tahun yang membangkang
4. Surat
cinta anak gadisku
5. Anak
sulit konsentrasi dan daya ingat lemah
6. Anak
pertengahan
7. Anak
4 tahun yang harus hafal Al Quran
8. Apa
yang kita katakan kepada anak-anak tentang perang?
9. Situs-situs
intenet untuk menghadapi anak-anak jenius
10. Mendidik
anak yang berkebutuhan khusus.
karena semua pembahasan di buku ini saya nilai penting.... saya tidak sanggup meresumenya... yang saya lakukan adalah membacanya hingga tuntas...dan berupaya mengaplikasikannya...tanpa perlu diresume 😀
mudah-mudahan dapat membantu...
Subscribe to:
Posts (Atom)