Monday, December 31, 2012

Beda Angkat Tangan dan Turun Tangan

Beberapa komentar ketika nonton Film KING KONG di depan tv bareng anak2.
Alif: bun, kok militernya gak 'turun tangan'? (ketika terjadi kekacauan di kota krn king kong ngamuk)
faqih: militernya lagi 'angkat tangan'
ketika adegan filmnya ada militernya, merekapun berkomentar: "nah, skrg militernya 'turun tangan'
belajar perbedaan angkat tangan dan turun tangan dari film.

Monday, December 24, 2012

Pempek gandum

ALERT... ALERT... ALERT...
Liburan sekolah telah tiba, tapi liburan orang tua tak kunjung tiba... Saatnya menyediakan stock pangan yang lebih banyak dan istimewa dari biasa.
Saat bunda gak punya stock ikan giling, tuntutan akan pempek tetap terpenuhi, yg penting ada tepung terigu (gandum) dan kanji. Caranya: haluskan 3 siung bawang putih dan garam 2 sdm. Larutkan dalam 2gelas air, campur dg 1/4kg terigu, masak dg api kecil hingga matang. Dinginkan Adonan, kmdn msukkan 1/2kg sagu sambil dtambah air sdkt dm sdkit, hingga mbentuk adonan pempek. Ambil segenggam adonan, lubangi bagian tengah, isi dg sdkt telur yg sdh dikocok, tutup bagian atas dan rebus di air yg telah mendidih. Angkat stlh terlihat mengapung. Pempek gandum siap digoreng.. Sajikan dg cuka..
Anak2 pun lahap ketika liburan..

MIICEMA 2012 PALEMBANG

Rita Rahayu_univ. andalas, Vince R_univ. riau, Lisa MNP_univ. bengkulu

Pantai bengkulu

Sunday, December 16, 2012

Amel belajar Menulis

Minggu ini Amel belajar menulis alfabet. Saat ia mengambil posisi menulis dari tepi kanan papan tulis, bunda sudah mulai khawatir. Dan terbukti, a-z mampu ia tulis, tapi arahnya terbalik... 'gak apa-apa kan bun?' katanya tanpa dosa... He eh.

Saturday, December 15, 2012

Rambutan Tetangga

Tiap musim rambutan tiba, anak-anak selalu kena batuk. Karena takut batuknya bertambah parah, terpaksa mereka tidak 'menyentuh' apa lagi memakan rambutan... Padahal, tinggal menjulurkan tangan aja... Hehe, sabar ya nak, lagian yg punya rambutan kan tetangga, bukan punya kita...

Sunday, December 9, 2012

091220121003.jpg

Bengkoang pertama nina

Nina sejak kecil memang sudah tertarik dengan dunia tumbuhan. Semua biji buah dan tanaman yg ditemuinya ia sempatkan untuk ditanam. Nah, ini merupakan salah satu hasil percobaan tanamannya. Jadi ahli botani ya nak, punya berbagai kebun tanaman yang diteliti, untuk kesejahteraan umat.

Tuesday, December 4, 2012

SYARAH DO’A RABITHAH- satu harapan dalam hidup dan akhir kehidupan




Tidak disarankan untuk dibaca bagi yang ditugaskan membuat resensi atau bedah buku, karena resume ini hanyalah sepenggal pemahaman penulis setelah membaca buku asli. Sebaiknya baca edisi lengkapnya dalam bentuk sebuah buku. Wallahu’alam bissawab-bunda Alif



SYARAH DO’A RABITHAH
MUHAMMAD LILI NUR AULIA

Buku ini diterbitkan pertama kali oleh Info Islam Publishing pada Juni 2008. Dengan tebal 101 halaman, buku ini dibagi menjadi 7 (tujuh) bagian yang merupakan serangkaian ulasan mengenai sebuah doa yang yang digubah oleh Imam Hasan Al Banna. Pada bagian awal buku ini terdapat pengantar yang diberikan oleh Ustadz Abdul Muis MA yang berisikan tentang keistimewaan isi buku ini. Di samping itu, Ustadz Abdul Muis MA juga melengkapi buku untuk menguatkan doa ini dengan menambahkan penjelasan tentang keutamaan doa dan adab dan syarat-syarat berdoa.


SEBELUM MELANGKAH LEBIH JAUH MARI KUATKAN IKATAN CINTA KITA
Bagian pertama buku ini mengingatkan kembali komitmen seorang muslim, khususnya para dai, terhadap kedudukan cinta kepada Allah dalam kesehariannya. Dengan demikian, setiap yang membaca buku ini diharapkan memiliki kedudukan ruh yang sama di mata Allah.
Ada kemungkinan terdapat perbedaan kondisi kejiwaan seorang dai yang satu dengan dai yang lain. Hal ini disebabkan oleh tantangan dakwah di daerah satu sangat mungkin berbeda dengan tantangan dakwah di daerah lain. Bahkan waktu yang bergulir pun  dapat menyebabkan perubahan kondisi ruhiyah para dai. Meski demikian, dakwah tetaplah dakwah yang memiliki kesamaan tujuan.
Tujuan yang sama akan mudah dicapai bila dilakukan secara bersama. Dakwah bukanlah kerja pribadi seperti pada awal masa kenabian. Dakwah merupakan kerja sekelompok orang yang menginginkan perubahan kepada cahaya Ilahi. Kebersamaan dalam jamaah tidak luput dari perbedaan kondisi hati, dan hanya dengan memohon kepada Allah semata perbedaan tersebut dapat disatukan dalam sebuah keterikatan hati meraih cinta Allah, keterikatan hari dalam melaksanakan ibadah kepada Allah, dan keterikatan hati yang membawa kepada kedudukan ruh yang sama, saling mencintai dan memberikan kasih sayang, sehingga dapat menggapai cinta Allah dan Allah akan mempermudah urusan orang-orang yang saling mencintai karena-Nya.


PENGANTAR DOA RABITHAH/WIRID AL QULUB
Mengaplikasikan cinta kepada Allah melalui doa.
Bab 2 buku Syarah Doa Rabithah ini menguraikan asal muasal untaian doa rabithah. Doa ini merupakan salah satu dari kumpulan wirid dan doa yang diajarkan Imam Hasan Al Banna dan terangkum dalam sebuah buku kecil bertajuk Al Ma’tsuraat.
Selain itu, bagian berikutnya dalam bab ini menjelaskan secara singkat prinsip dakwah IM untuk mengikuti sunnah Nabi mereka dan berqudwah kepadanya, dengan senantiasa memelihara dzikir dan mendekatkan diri kepada Allah Yang Maha Mulia dan Maha Menerima ampunan, melalui dzikir.”
Menghadirkan wajah saudara untuk didoakan tidak hanya sekedar melalui doa rabithah, tetapi dengan doa-doa lain yang sesuai dengan kondisinya.

LAFADZ WIRID RABITHAH
Teks wirid rabithah ini bukan berasal dari salah satu ayat dalam Al Qur’an, tapi  teks doa ini dituliskan Imam Hasan Al Bana rahimahullah, sebagaimana tercantum dalam kitab Al Ma’tsurat. Jadi tidaklah benar jika ada seorang yang mencoba mengimami sholat berjamaah melantunkan lafadz wirid ini setelah bacaan Al Fatihah.
Doa rabithah ini selalu diawali dengan membaca ayat 26-27 surat Ali Imron.

SISTEMATIKA DOA RABITHAH

SIFAATUL QULUUB (SIFAT-SIFAT HATI)
Pada bagian ini dijelaskan bagaimana sifat-sifat hati pilihan yang bukan hati sembarangan orang yang dianjurkan untuk mengamalkan wirid ini. (meski tidak berarti wirid atau doa rabithah ini hanya diperuntukkan bagi sekelompok orang dan tidak diperbolehkan untuk orang lain):
  • Terhimpun atas kecintaan (mahabbah) kepada-Mu
  • Hati-hati yang telah bertemu di atas ketaatan pada-Mu
  • Hati-hati yang bersatu dalam menyeru-Mu
  • Hati-hati yang telah bersumpah untuk menolong Syariat-Mu

TARBIYATUL QULUUB (PEMBINAAN HATI)
Tahap berikutnya adalah permohonan untuk membina kondisi hati yang telah ada dengan:
  • Permohonan untuk dikuatkan ikatan hati-hati yang telah terhimpun
  • Permintaan untuk diabadikan kasih sayang yang telah ada di antara hati-hati ini
  • Permintaan untuk ditunjukkan jalan bagi hati yang bersatu ini

ZAADUL QULUUB (BEKAL HATI)
Fase berikutnya dalam doa ini adalah permohonan untuk diberikan bekal kepada hati. Bekal dari Allah swt yang tidak pernah sirna. Adapun bekal yang dimaksud adalah:
Cahaya Allah swt yang tidak pernah redup, sehingga hati kita memiliki firasat terhadap kebenaran, memandang dengan keyakonan, mampu memahami kitabullah dan Islam, dan mampu menangkap pengetahuan yang tidak mungkin diperoleh hanya dengan usaha dan belajar, serta mampu membedakan hak dan bathil.
Ketaqwaan kepada Allah swt, yang merupakan ibadah hati yang utama. Ketaqwaan tidak menjadikan seseorang tidak berusaha dan mengabaikan hukum-hukum sebab akibat. Adapun kendala yang dihadapi seseorang umumnya karena 4 keadaan berikut:
  • Kurangnya keyakinan terhadap kemahakuasaan Allah swt
  • Sikap sombong
  • Condong kepada mahluk
  • Mencintai dan terpedaya oleh dunia

AMALUL QULUUB (AKTIVITAS HATI)
Pada bagian ini dijelaskan ada 2 amalan hati pada dua kondisi yang akan dilalui oleh seorang hamba. Kondisi yang dimaksud adalah kondisi pada saat hidup dan yang kedua kondisi pada saat mati. Maka, ketika pada saat hidup, tidak lain yang dilakukan oleh hati adalah mengenal sepenuhnya Allah swt. Dengan mengenal Allah, seorang manusia akan sadar sepenuhnya atas kesempurnaan Allah yang mengarahkan pada kebahagiaan hidup itu sendiri. Sementara pada kondisi kematian, maka amal yang diinginkan oleh hati tidak lain adalah syahid. Dengan kematian yang syahid, maka Allah akan memuliakannya.

PENUTUP
Hati adalah rahasia manusia, hanya ia dan Allah yang mengetahui isinya. Namun perilaku manusia sebenarnya dapat mencerminkan bagaimana hati seseorang. Beragamnya isi hati menuntut penyatuan dan saling setia agar dapat mencapai tujuan dan maksud hidup kita bersama.  Begitu pula jika para aktivis dakwah menginginkan tercapainya tujuan yang sama, maka kondisi hati yang selalu bergejolak setiap saat, harusnya memiliki kedudukan dan pemahaman yang sama dalam sebuah kesatuan atau keberhimpunan. Kondisi hati yang bergejolakpun memerlukan bekal dan pemeliharaan agar selalu langgeng keterikatannya hingga dicapainya tujuan dalam hidup dan setelah kematian.

DAFTAR PUSTAKA


Komentar:
Secara fisik buku ini tergolong buku yang ringan untuk dibaca, selain ukuran yang kecil, jumlah halaman buku ini juga tidak terlalu banyak, hanya 118 halaman termasuk halaman judul dan pengantar. Namun secara kandungan, buku ini dikategorikan cukup berat dibaca di sela-sela kesibukan dengan tujuan untuk mengisi waktu saja. Untuk memahami isi buku secara menyeluruh, tidak cukup sekedar mengeja kata per kata, melainkan harus diiringi dengan konsentrasi menghadirkan jiwa-jiwa yang dimaksud dalam buku ini.
Meskipun dijual secara bebas, dan dapat dibaca oleh setiap orang yang memegangnya (yang bisa jadi bukan pemilik buku), makna yang terkandung dalam buku ini hanya dapat dipahami secara komprehensif oleh beberapa orang yang memiliki karakter tertentu. Bahkan beberapa orang yang dimaksudpun masih perlu mendiskusikannya kembali dengan tujuan untuk menyeragamkan pemahaman. Adapun karakter yang dimaksud antara lain adalah sebagai berikut:
  • Memiliki pemahaman yang memadai tentang mahabbahtullah dan konsekuensinya
  • Menyadari diri sendiri atas amanah sebagai juru dakwah yang memiliki tugas mulia
  • Dakwah yang diemban merupakan jamaah, bukan jam’iyah (organisasi massa) dan juga bukan syirkah (perusahaan bisnis)
  • Mengutamakan ukhuwah
Meski bukan merupakan syarat mutlak, ada baiknya pembaca juga memiliki latar belakang pengetahuan tentang perjuangan Imam Hasan Al Banna terutama tentang pokok pikirannya yang tertuang dalam tulisan maupun ceramah-ceramahnya.
Dan bagi pembaca yang memiliki satu atau beberapa karakter tersebut, maka buku ini cukup memotivasi untuk tetap semangat bersatu, menjaga persaudaraan dan kecintaan di atas jalan dakwah.

Ada beberapa cerita yang berupa hikmah dari pengamalan wirid rabithah ini:
Seorang ustadzah bercerita, suatu ketika, ia dalam kondisi buru-buru memenuhi jadwal les ngaji di sebuah rumah. Santrinya merupakan 4 bersaudara yang masih kanak-kanak. Si sulung baru kelas 6 SD dan si bungsu masih berusia 4 tahun. Entah mengapa, pada hari itu, ustadzah disambut dengan “suasana panas” oleh anak-anak ini. Ada yang mogok ngaji, ada yang masih saling berantem dengan saudaranya, ada yang malas-malasan... suasana belajar yang biasanya hangat dan ramaipun terasa berbeda. Tapi kemudian ustadzah itupun mengakui, biasanya, sebelum berangkat menemui santrinya, ia melafadzkan terlebih dulu wirid doa rabithah ini, tetapi karena tadi buru-buru, ia lupa...
Pernah juga, seorang mahasiswa, terlibat adu argumentasi dengan dosennya yang membuatnya betul-betul terpojok. Dosen yang dihadapinya pun tampak marah dan tersinggung berat. Karena tidak bisa berkata lebih banyak lagi, mahasiswa tersebut “melarikan diri” ke sebuah mushola, dan menangis sambil melantunkan doa rabithah ini. Subhanallah, ketika ia kembali ke ruangan menemui dosennya tadi, suasana berubah, ia disambut dengan tatapan hangat dari dosen yang marah tadi....
Ketakutan melalui birokrasi yang berbelit-belit di suatu instansi pemerintah bukan hal yang aneh lagi. Suatu ketika, pak Fulan harus menghadapi kondisi ini untuk mengurus beberapa dokumen penting. Beberapa teman mengomentari betapa sulit dan butuh waktu berhari-hari untuk menyelesaikan satu dokumen. Pak Fulan sudah hampir putus asa, karena tenggat waktu yang diberikan hanya sampai besok pagi. Selesai sholat dzuhur, pak Fulan memanjatkan doa rabithah sembari menghadirkan wajah-wajah orang yang akan ditemuinya dalam urusan dokumen kali ini. Subhanallah, 15 menit kemudian ketika ia menemui orang-orang yang dimaksud, semua menerima pak Fulan dan memenuhi kebutuhannya... alhasil, dokumen yang ‘katanya’ berhari-hari selesai, bisa diselesaikan dalam waktu 15 menit saja.
3 cerita (testimoni) di atas bukan berarti doa rabithat merupakan “JIMAT”... tapi unsur USAHA & TAWAKAL pada ALLAH yang dimiliki para pelantun doa inilah yang membuat kondisi hati orang yang dimaksud menjadi berubah, berpihak kepada para pelantun... karena kehendak Allah swt semata yang mengubahnya...
Wallahu alam bissawab