suatu ketika, dari sebuah pembicaraan dengan seorang sahabat, kuperoleh informasi yang mengatakan bahwa ada seseorang yang menyatakan diriku dan suami tidak begitu memperhatikan pendidikan anak-anak kami... kok bisa??? tanyaku heran.. rupanya indikator beliau menyampaikan hal tersebut adalah dengan tidak intensnya kami menyuruh anak-anak untuk berangkat ke sekolah (tk/paud) ketika mereka menolak atau merasa "malas" berangkat pada hari-hari dimana seharusnya mereka berangkat ke sekolah. dengan kata lain, kalo mereka menjawab 'iya' ketika ditanya 'sekolah gak hari ini?' atau mereka yang meminta sendiri, baru kami antar mereka sekolah... dan itu terjadi sejak anak kami yang pertama, hingga yang keempat...
di saat anak-anak lain dengan riang gembira mempersiapkan diri atau bisa jadi 'terpaksa' untuk berangkat sekolah karena kesibukan orang tuanya, anak-anak kami bebas memilih untuk berangkat atau tidak... dan kecenderungan mereka memilih untuk tidak berangkat...
why?????
saya juga heran, kok bisa??? dan pernah kami paksakan mereka untuk berangkat ke sekolah, eh malah perlawanan dan tangisan yang kami peroleh...
saudaraku,
yang jelas, saya dan suami selalu berusaha membuat area 'nyaman' bagi anak-anak di rumah kami... baik secara fisik maupun secara spiritual...
rumah kami bangun senyaman mungkin, setinggi mungkin, seluas mungkin (meski hanya berukuran 15x30), dengan perabotan yang minim, sebutuhnya... tujuannya adalah memberikan ruang bagi anak-anak kami untuk bermain, bergerak, berlari... permainan yang mereka butuhkan mulai dari bayi hingga mereka besar kami sediakan, dinding dan kertas kami sediakan untuk mereka berkreasi, tanah kami gali dan kami letakkan di halaman tengah untuk mereka bermain membuat berbagai bentuk, pelepah pisang kami sediakan untuk mereka bermain perang-perangan... mainan edukatif dari toko hingga games komputer kami belikan yang terbaik...
buku cerita hingga buku ilmu pengetahuan kami koleksi untuk pustaka mereka...
dan mulai dari ketika mereka belajar berkata-kata, saya sudah memperkenalkan huruf.. baik latin, maupun huruf arab... berhitung, membaca.. sambil bermain...
dan di tengah kesibukan saya sabagai wanita karir, saya selalu menyediakan waktu khusus bagi anak-anak untuk itu semua... ketika memang membutuhkan 'pelukan hangat', saya dan suami selalu berusaha hadir untuk mereka...
saya berusaha menyediakan makanan terbaik yang halal dan thoyyib bagi mereka.. hingga mereka tidak perlu jajan ke warung setiap hari... jadwal jajan diatur suami sekali seminggu, di akhir pekan, itupun untuk mengajari keberanian pada diri mereka untuk berinteraksi dengan orang lain...
akibatnya, mereka tidak selalu merengek-rengek minta uang jajan..
sholat wajib selalu kami usahakan berjamaah, saya menjadi imam bagi anak-anak perempuan saya, dan suami selalu menuntun anak-anak laki-laki ke mesjid untuk sholat berjamaah. selesai sholat kami biasakan bercerita...
sebelum mereka pandai membaca, hampir tiap malam saya membacakan kisah teladan para nabi dan rasul, termasuk kisah-kisah pengalaman orang-orang terkenal... bahkan tidak jarang kami melakukan kisah berantai, masing-masing menyiapkan satu kalimat yang dirangkai meneruskan kalimat sebelumnya sehingga terkadang menjadi sebuah kisah yang gak nyambung... kami melakukannya sebelum tidur..
saudaraku,... dengan keterbatasanku, aku mencoba menjadi supermom bagi anak-anakku...
tidak salahkan jika mereka memilih belajar di rumah karena kenyamanan yang kami sediakan...
sampai ketika anak pertama mau masuk sekolah dasar... nyaris saja saya berniat mengadakan homeschooling di rumah... tapi ketika saya menyadari hal itu tidak mungkin dilakukan bagi seorang perempuan yang berkarir di luar rumah, akhirnya kami mendaftarkan anak pertama di sekolah islam terpadu yang terbaik di kota ini...
hasilnya, 3 dari 4 anak yang ada, tidak mengalami permasalahan dalam mengikuti pelajaran di sekolahnya... hingga kini, anak pertama sudah duduk di sekolah menengah pertama.. dan ketiganya menunjukkan prestasi yang baik di kelasnya.
tinggal satu anak lagi... berusia 5 tahun...
lagi-lagi... dia berjanji untuk mulai sekolah ketika berumur tepat 5 tahun, dan ia menepatinya. 4 januari yang lalu dia berumur 5 tahun, bertepatan 2 hari berikutnya, anak-anak masuk sekolah kembali dari liburan semester ganjil... tapi apa yang terjadi... hari berikutnya ia minta bolos sekolah, dengan alasan gak punya payung kecil (kebetulan pagi itu hujan turun)... keesokan harinya, ia kembali ke sekolah, dan diajak ikut lomba mewarnai di sekolah lain... karena itu juga, sorenya ia bilang capek, dan dijadikan alasan untuk tidak sekolah hari ini.... tapi ia berjanji besok akan sekolah lagi....hmmm.. kita lihat saja besok...
masih layakkah kami dikatakan tidak memperhatikan pendidikan anak-anak kami???
hmmm... kok jadi seperti 'membela diri' ya??? hehe...
sekedar catatan ringan buat anak-anakku kelak...
di saat anak-anak lain dengan riang gembira mempersiapkan diri atau bisa jadi 'terpaksa' untuk berangkat sekolah karena kesibukan orang tuanya, anak-anak kami bebas memilih untuk berangkat atau tidak... dan kecenderungan mereka memilih untuk tidak berangkat...
why?????
saya juga heran, kok bisa??? dan pernah kami paksakan mereka untuk berangkat ke sekolah, eh malah perlawanan dan tangisan yang kami peroleh...
saudaraku,
yang jelas, saya dan suami selalu berusaha membuat area 'nyaman' bagi anak-anak di rumah kami... baik secara fisik maupun secara spiritual...
rumah kami bangun senyaman mungkin, setinggi mungkin, seluas mungkin (meski hanya berukuran 15x30), dengan perabotan yang minim, sebutuhnya... tujuannya adalah memberikan ruang bagi anak-anak kami untuk bermain, bergerak, berlari... permainan yang mereka butuhkan mulai dari bayi hingga mereka besar kami sediakan, dinding dan kertas kami sediakan untuk mereka berkreasi, tanah kami gali dan kami letakkan di halaman tengah untuk mereka bermain membuat berbagai bentuk, pelepah pisang kami sediakan untuk mereka bermain perang-perangan... mainan edukatif dari toko hingga games komputer kami belikan yang terbaik...
buku cerita hingga buku ilmu pengetahuan kami koleksi untuk pustaka mereka...
dan mulai dari ketika mereka belajar berkata-kata, saya sudah memperkenalkan huruf.. baik latin, maupun huruf arab... berhitung, membaca.. sambil bermain...
dan di tengah kesibukan saya sabagai wanita karir, saya selalu menyediakan waktu khusus bagi anak-anak untuk itu semua... ketika memang membutuhkan 'pelukan hangat', saya dan suami selalu berusaha hadir untuk mereka...
saya berusaha menyediakan makanan terbaik yang halal dan thoyyib bagi mereka.. hingga mereka tidak perlu jajan ke warung setiap hari... jadwal jajan diatur suami sekali seminggu, di akhir pekan, itupun untuk mengajari keberanian pada diri mereka untuk berinteraksi dengan orang lain...
akibatnya, mereka tidak selalu merengek-rengek minta uang jajan..
sholat wajib selalu kami usahakan berjamaah, saya menjadi imam bagi anak-anak perempuan saya, dan suami selalu menuntun anak-anak laki-laki ke mesjid untuk sholat berjamaah. selesai sholat kami biasakan bercerita...
sebelum mereka pandai membaca, hampir tiap malam saya membacakan kisah teladan para nabi dan rasul, termasuk kisah-kisah pengalaman orang-orang terkenal... bahkan tidak jarang kami melakukan kisah berantai, masing-masing menyiapkan satu kalimat yang dirangkai meneruskan kalimat sebelumnya sehingga terkadang menjadi sebuah kisah yang gak nyambung... kami melakukannya sebelum tidur..
saudaraku,... dengan keterbatasanku, aku mencoba menjadi supermom bagi anak-anakku...
tidak salahkan jika mereka memilih belajar di rumah karena kenyamanan yang kami sediakan...
sampai ketika anak pertama mau masuk sekolah dasar... nyaris saja saya berniat mengadakan homeschooling di rumah... tapi ketika saya menyadari hal itu tidak mungkin dilakukan bagi seorang perempuan yang berkarir di luar rumah, akhirnya kami mendaftarkan anak pertama di sekolah islam terpadu yang terbaik di kota ini...
hasilnya, 3 dari 4 anak yang ada, tidak mengalami permasalahan dalam mengikuti pelajaran di sekolahnya... hingga kini, anak pertama sudah duduk di sekolah menengah pertama.. dan ketiganya menunjukkan prestasi yang baik di kelasnya.
tinggal satu anak lagi... berusia 5 tahun...
lagi-lagi... dia berjanji untuk mulai sekolah ketika berumur tepat 5 tahun, dan ia menepatinya. 4 januari yang lalu dia berumur 5 tahun, bertepatan 2 hari berikutnya, anak-anak masuk sekolah kembali dari liburan semester ganjil... tapi apa yang terjadi... hari berikutnya ia minta bolos sekolah, dengan alasan gak punya payung kecil (kebetulan pagi itu hujan turun)... keesokan harinya, ia kembali ke sekolah, dan diajak ikut lomba mewarnai di sekolah lain... karena itu juga, sorenya ia bilang capek, dan dijadikan alasan untuk tidak sekolah hari ini.... tapi ia berjanji besok akan sekolah lagi....hmmm.. kita lihat saja besok...
masih layakkah kami dikatakan tidak memperhatikan pendidikan anak-anak kami???
hmmm... kok jadi seperti 'membela diri' ya??? hehe...
sekedar catatan ringan buat anak-anakku kelak...
sstt... nak, mau tau, bunda juga dulunya gak TK sebelum masuk SD..
padahal, saudara-saudara bunda yang lain, sebelum SD mereka sekolah TK dulu...
No comments:
Post a Comment